• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar

DUNIA PSIKOLOGI

Artikel Dan Berita Seputar Psikologi

  • Psikologi Kepribadian
  • Psikologi Populer
  • Psikologi Umum
  • Other
    • Tips Psikologi
    • Tokoh Psikologi
    • Psikologi Anak
    • Tips Psikologi
    • Psikologi Remaja
    • Artikel Psikologi
Home / Psikologi Umum / Bagaimana Biopsikologi Menjelaskan Hubungan Otak dan Pikiran?
Biopsikologi Menjelaskan Hubungan Otak dan Pikiran
Biopsikologi Menjelaskan Hubungan Otak dan Pikiran

Bagaimana Biopsikologi Menjelaskan Hubungan Otak dan Pikiran?

15 March 2016 by admin 1 Comment

Tulisan ini membahas tentang pengertian biopsikologi, paham-paham atau aliran-aliran dalam biopsikologi yang berkaitan dengan hubungan antara otak dan pikiran, dan juga penjelasan tentang hubungan antara otak, pikiran, dan kesadaran.

Pengertian Biopsikologi

Biopsikologi adalah cabang ilmu yang mempelajari mengenai mekanisme perilaku dan pengalaman dari sisi fisiologi, evolusi, serta perkembangan. Tujuan dari mempelajari Biopsikologi adalah untuk mengaitkan antara topik biologi dan topik psikologi. Biopsikologi sendiri merupakan cabang ilmu yang pembahasannya terpusat pada fungsi otak.

Membahas mengenai otak, maka selayaknya kita memahami sedikit gambaran otak. Apabila kita melakukan pengamatan yang mendetail terhadap bagian otak, maka akan terungkap bahwa ada sub-area yang sangat berbeda.

Baca Juga :

  • Masa Periodisasi Anak
  • Depresi – Pengertian, Penyebab dan Gejalanya

Biopsikologi: Tipe Sel dalam Otak

Pada tingkat mikroskopis, kita akan mengetahui bahwa otak terdiri dari dua tipe sel:

  • Tipe sel yang pertama disebut dengan Neuron. Neuron merupakan jaringan dalam otak yang fungsi dan perannya adalah meneruskan stimulus atau informasi antar-neuron dan meneruskannya pula ke otot-otot penggerak.
  • Tipe sel kedua adalah Glia. Secara teknis, ukuran dan bentuk Glia jauh lebih kecil dibandingkan Neuron. Namun pada dasarnya ada kemiripan fungsi dan peran antara Glia dengan Neuron, yaitu sama-sama meneruskan informasi. Namun yang menjadikan Glia dan Neuron berbeda adalah sebab Glia tidak mampu meneruskan informasi dengan jarak yang sangat jauh.

Kategori Perilaku dalam Biopsikologi

Dalam Ilmu Biopsikologi, ada pembagian tersendiri terhadap perilaku. Perilaku tersebut dikategorikan menjadi empat bagian (Tinbergen, 1951):

  • Kategori yang pertama disebut dengan Fisiologi. Kategori ini mengaitkan antara perilaku dengan aktivitas otak dan organ tubuh.
  • Kategori kedua adalah Ontogeni. Penjelasan dari Ontogeni adalah bagaimana kita melihat adanya pengaruh gen, nutrisi, pengalaman, serta interaksi dalam bentuk perilaku.
  • Yang ketiga adalah Kategori Evolusi. Kategori ini merekonstruksikan mengenai sejarah evolusi suatu struktur atau perilaku.
  • Dan kategori yang keempat adalah Fungsional. Apa yang dijelaskan dalam kategori ini adalah alasan mengapa struktur atau perilaku berevolusi.

Hubungan antara Otak dan Pikiran

Berbicara tentang hubungan antara otak dan pikiran, para tokoh dan ahli terbagi dalam dua pandangan teori, yaitu paham dualisme dan paham monisme.

a. Paham Dualisme Otak dan Pikiran

Dalam Biopsikologi, ada seorang tokoh bernama Descartes. Meskipun bukan yang pertama mengungkapkan, namun Descartes adalah tokoh dari Paham Dualisme. Dualisme merupakan sebuah paham yang menyatakan bahwa sesuai pendapat awam, pikiran tubuh dan pikiran otak adalah substansi yang berbeda. Pikiran adalah substansi mental dan otak adalah substansi fisik, satu sama lain tidak saling mempengaruhi. Asumsi Descartes terhadap Paham Dualisme adalah bahwa pikiran dan otak bersinggungan pada Kelenjar Pineal. Kelenjar Pineal merupakan sebuah organ tunggal terkecil di dalam otak yang ia temukan saat itu.

Baca :   Depresi - Pengertian, Penyebab dan Gejalanya

Namun Paham yang dianut oleh Descartes tidak sepenuhnya disetujui oleh para ilmuwan. Bahkan terjadi penolakan terhadap Dualisme dari kalangan ilmuwan dan filsuf. Penolakan tersebut terjadi karena adanya pertentangan antara Dualisme dan pengamatan konsisten para ahli fisika terhadap energi serta materi yang terdokumentasi dengan baik (hukum kekekalan materi dan energi).

b. Paham Monisme Otak dan Pikiran

Dari pertentangan dan penolakan terhadap Paham Dualisme tersebut muncullah paham yang melawan Dualisme, yakni Paham Monisme. Berbalik dengan Dualisme, Paham Monisme menganggap bahwa jagad raya hanya terdiri dari satu substansi saja. Paham Monisme itu sendiri dibagi menjadi beberapa kategori.

  • Yang pertama adalah Materialisme. Kategori ini mengandung penjelasan bahwa segala yang ada di jagad raya adalah materi atau fisik.
  • Kategori yang kedua adalah Mentalisme. Mentalisme berarti bahwa sesungguhnya hanyalah pikiran saja yang ada.
  • Dan pembagian yang terakhir adalah Posisi Identitas. Posisi Identitas menjelaskan bahwa proses yang berkaitan dengan mental itu sama dengan proses yang berkaitan dengan proses otak tertentu.
  • Selain itu, ada pula pendapat ahli yang menyatakan bahwa jenis-jenis hewan selain manusia juga memiliki kesadaran, karena perilaku mereka sangat kompleks dan teradaptasi (Griffin, 2001).
  • Adapula teori yang menyatakan bahwa kesadaran mungkin bukanlah sebuah konsep ilmiah yang berguna (Wynne, 2004)

c. Paham Solipsisme

Selain Paham Dualisme dan Paham Monisme yang telah disebutkan di atas, adapula sebuah paham yag disebut dengan Paham Solipsisme. Paham ini menganggap bahwa orang lain adalah robot atau karakter dari dalam mimpi.

Hubungan antara Otak, Pikiran dan Kesadaran

David Chalmes (1995) menganjurkan bahwa sebaiknya di dalam diskusi mengenai kesadaran terlebih dahulu dibedakan antara permasalahan mudah dan permasalahn sulit. Permasalahan mudah merupakan model pertanyaan yang jawabannya berhubungan dengan fenomena yang kita sebut kesadaran. Sedangkan permasalahan sulit adalah model pertanyaan yang jawabannya justru mencari alasan mengapa dan bagaimana aktivitas otak berkaitan dengan kesadaran.

Untuk dapat memperoleh penjelasan mengapa aktivitas otak dikaitkan dengan kesadaran, kemungkinan yang dapat kita lakukan adalah mencari aktivitas otak yang dibutuhkan untuk mempertahankan kesadaran. Atau pada akhirnya justru kita bahkan tidak dapat menjelaskannya sama sekali.

Namun pada dasarnya, kesadaran bukanlah sebuah pertanyaan yang dapat dijawab dengan “ya” dan “tidak”. Kesadaran mungkin telah berkembang secara bertahap dalam suatu individu (Edelman, 2001). /Dz

Related posts:

  • Mencuci Otak atau Brainwash
  • Social Intelligence Dalam Hubungan Yang Tulus
  • 4 Anugerah Manusia dalam Teori Behavioristik
  • Teori Cinta: 4 Teori Yang Menjelaskan Tentang Cinta
  • Kecerdasan Emosi dalam Pekerjaan
  • Pengaruh Warna Dalam Perkembangan Otak Anak
  • Psikologi Kepribadian – Pemahaman Sistematik Tentang Kepribadian

Ilmu Psikologi Psikologi Kepribadian Psikologi UmumTagged With: Biopsikologi, Hubungan Antara Otak dan Pikiran

Reader Interactions

Comments

  1. Fatimajah says

    23 May 2018 at 12:25 AM

    Hubungan antara otak dan pikiran biasanya di tandakan dengan seseorang yang sedang berpikir dan bagaimana kerja otak tersebut harus seimbang antara kerja otak dan pikiran.jika tidak seimbang maka disitulah muncul akan ada nya timbul pusing dan banyak pikiran.apabila di pertimbangkan dan di seimbangkan maka akan muncul kesadaran disitulah titik temunya.seperti contoh “seseorang sedang bersedih..kesedihan ini di bawa dengan adanya pakai perasaan dan tdk di pertimbangkan dgn logika,,maka akan timbulah kesedihan yg trs menerus coba pikirkan dan bayangkan,pertimbangkan dan sesuaikan.maka akan muncul dengan kesadaran..seperti itulah menurut pendapat saya.mohon maaf apabila ada kesalan dari lisan maupun tuliasan mohon maaf yg sebesar²nya..terima kasih

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Primary Sidebar

Popular Posts

  • Sikap - Pengertian, Definisi dan Faktor yang Mempengaruhi Sikap – Pengertian, Definisi dan Faktor yang Mempengaruhi posted on 25 March 2012
  • Remaja, Pengertian dan Definisinya Remaja, Pengertian dan Definisinya posted on 12 September 2011
  • Apa itu Electra Complex dan Oedipus Complex Apa itu Electra Complex dan Oedipus Complex posted on 12 March 2012
  • 8 Pertanyaan Wawancara untuk Menilai Kecerdasan Emosional 8 Pertanyaan Wawancara untuk Menilai Kecerdasan Emosional posted on 3 April 2019
  • Pengaruh Motivasi terhadap Timbulnya Perilaku Pengaruh Motivasi terhadap Timbulnya Perilaku posted on 28 March 2012
  • 7 Fakta Tentang Mimpi 7 Fakta Tentang Mimpi posted on 11 May 2012
  • Ketika Orang Berbicara di Belakang Anda (Gosip) Ketika Orang Berbicara di Belakang Anda (Gosip) posted on 11 May 2012

Recent Posts

  • Mengubah Orang Lain, Bisakah? 27 April 2019
  • Social Intelligence Dalam Hubungan Yang Tulus 26 April 2019
  • Komunikasi Cerdas Dengan L.O.V.E 25 April 2019
  • Hukuman Fisik untuk Anak? 25 April 2019
  • Mengenal Beberapa Tokoh Psikologi Yang Sangat Berpengaruh Lengkap Dengan Gambar 4 April 2019
  • 8 Pertanyaan Wawancara untuk Menilai Kecerdasan Emosional 3 April 2019
  • Pentingnya Kecerdasan Emosional 1 April 2019
  • Pengaruh Warna Dalam Perkembangan Otak Anak 14 January 2019
  • Inilah Cara Yang Tepat Mengabarkan Berita Duka Pada Anak Kecil 14 January 2019
  • Psikologi Parenting, Gaya Orangtua Mendidik Anak 30 October 2018

Tags

Anak artikel psikologi Arti Kepribadian Child Abuse Cinta definisi Definisi Anak Definisi Kecerdasan dorongan emosi Emotional Intelligence freud Gairah hubungan Kecerdasan Kecerdasan Emosi Kecerdasan Emosional Kekerasan Kekerasan Anak motivasi Narsis Narsisme Narsistik Pengertian Pengertian Anak Pengertian Cinta pengertian emosi Perasaan perilaku Perkembangan Anak psikologi Psikologi Anak Relationship Remaja Seksual Sosial Suka teori-teori emosi Teori Cinta Teori Cinta Dalam Psikologi Teori Cinta Sternberg teori emosi Teori Psikologi Tentang Cinta Teori Tentang Cinta Tugas-tugas Perkembangan Anak

Copyright © 2021 · Gen Pahompu on Genesis Framework · WordPress · Log in

  • Kebijakan Privasi
  • About Us
  • Kontak Kami